Beriman kepada Tuhan Yesus

0
2236

“Beriman kepada Tuhan Yesus” (Yohanes 4:46-54)
Tujuan :
– Anak-anak tahu bahwa Tuhan Yesus adalah teladan hidup orang percaya
– Anak-anak mau percaya dan beriman hanya kepada Tuhan Yesus

Pokok Renungan

Hari ini kita membaca sebuah cerita tentang Tuhan Yesus yang melakukan mujizat menyembuhkan anak seorang pegawai istana. Seperti kebanyakan cerita mujizat yang Tuhan lakukan, kita disuguhkan kisah tentang besarnya kuasa yang dimiliki Tuhan Yesus mengatasi masalah yang tidak mampu dihadapi manusia. Tetapi dari kisah ini ada satu hal menarik juga yang kita lihat, yaitu bagaimana sikap Tuhan Yesus yang mungkin sedikit kasar ketika menegur pegawai istana yang datang minta tolong itu. Bukannya menghibur pegawai istana yang sedih karena anaknya sekarat, sebaliknya Tuhan Yesus mengatakan “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” (ayat 48). Teguran itu disampaikan kepada pegawai istana itu dan mungkin juga kepada orang-orang yang ada disitu bahkan murid-murid yang mengikutiNya, karena sejauh itu kepercayaan mereka kepada Tuhan Yesus didasarkan kepada mujizat yang telah dilakukannya (ayat 45).
Nampaknya cukup beralasan bagi Tuhan Yesus menegur mereka, karena jika kita membaca rangkaian pasal-pasal sebelumnya, kita akan menemukan sikap-sikap yang berbeda yang ditunjukkan oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika Tuhan Yesus melakukan mujizat pertama di Kana, karena melihat mujizat itu “murid-muridnya percaya kepada-Nya” (Yoh. 2:11). Ketika di Yerusalem untuk merayakan Paskah, “banyak orang melihat tanda-tanda dan percaya kepada-Nya” (Yoh. 2:23). Saat dalam perjalanan kembali ke Galilea, sebuah kota Samaria menaruh iman mereka kepadanya, bukan karena tanda-tanda, tapi “karena firman-Nya.” (Yoh. 4:41-42). Namun ketika Tuhan Yesus kembali ke Galilea orang banyak datang menyambutNya dan mereka menyambutNya karena telah melihat mujizat air menjadi anggur yang telah dilakukanNya (ayat 45).
Apa yang dituliskan oleh penginjil ini juga menjadi pertanyaan bagi kita tentang bagaimana dasar iman percaya kita. Apakah iman kita berdasarkan pada mujizat yang ajaib dan menarik perhatian? Atau kepada pribadi Tuhan Yesus sendiri.
Kepercayaan yang berdasarkan mujizat dan keajaiban yang Tuhan Yesus buat akan mendorong kita untuk bersikap menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan yang ajaib dan akan melakukan segala sesuatu yang dahsyat seperti super hero dalam film sebaliknya iman yang berdasarkan pada pribadi Tuhan Yesus adalah iman yang menerima Tuhan Yesus sebagai teladan hidup dan menyadari bahwa sekalipun dalam kelemahan kita sebagai manusia kita punya kekuatan untuk memilih dan tetap menjadi baik.
Tuhan Yesus dalam karya penyelamatanNya bukan hanya melakukan mujizat/keajaiban tetapi lebih dari itu menunjukkan sikap taat, rela menderita dan dihina bahkan disalibkan. Bertolak belakang dari keajaiban mujizat yang dibuatNya. Mujizat yang ajaib merupakan pekerjaan Allah namun demikian, iman orang percaya tidak boleh terpusat pada mujizat itu tetapi kepada Yesus Kristus yang mengajarkan sifat-sifat ilahi.
Kita harus percaya pada Tuhan Yesus karena Dia itu Anak Allah, yaitu Tuhan dan Juruselamat kita. Ia harus disembah dan diimani karena kasih, kemurahan, dan sifat-Nya yang benar dan bukan karena mujizat-mujizat ajaib yang pernah dibuatNya. Bukankah sejak zaman dahulu bahkan lebih lagi di saat ini ada begitu banyak hal-hal ajaib yang dilakukan oleh manusia? Misalnya para pesulap, pemain akrobat atau ilusionis yang bisa berjalan di atas air, merubah air menjadi anggur dan aksi-aski lainnya yang seringkali membuat kita terpukau.
Kita percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus bukan karena keajaiban dan mujizat yang dilakukannya, yang juga bisa dipalsukan oleh Iblis, tetapi karena kasih yang ditunjukkannya untuk menolong, menyembuhkan dan mengampuni orang berdosa. Tuhan Yesus tidak mengajarkan bagaimana caranya menggunakan kuasa untuk melakukan mujizat atau keajaiban, yang Tuhan Yesus ajarkan adalah bagaimana menjadi orang yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia, dan untuk itu Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan untuk dapat kita ikuti.
Membaca sampai akhir cerita ini kita dapat simpulkan bahwa iman percaya pegawai istana itu tumbuh karena ia mendengar langsung dari mulut Tuhan Yesus dan mengalami sendiri apa yang terjadi, tetapi keluarganya hanya mendengar darinya tentang Tuhan Yesus dan mereka percaya bahwa kesembuhan itu karena Tuhan Yesus.
Apakah kita mau percaya bahwa kehidupan yang kita jalani sehari-hari juga atas kemurahan Tuhan? Bukankah kita sudah mengalaminya juga tanpa mendengar langsung dari mulut Tuhan sendiri.

Ayat Hafalan:

Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

 

Dikutip dari : http://parkreatif.blogspot.com/2018/03/beriman-kepada-tuhan-yesus-yohanes-446.html

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here