Si Kecil Membawa Pengharapan

0
2461

Bahan Alkitab: Mikha 5:1-4a

Fokus

Banyak orang tidak suka tinggal di kota kecil atau desa sebab tidak akan ada banyak hal yang bisa didapat di sana. Pada umumnya, orang berpikir tidak akan menjadi sukses jika terlalu lama tinggal di kota yang kecil. Oleh karena itu, banyak orang berbondong-bondong pergi ke kota besar untuk bekerja di sana. Tetapi, Allah rupanya justru memilih Betlehem — yang terkecil di antara kaum Yehuda — sebagai kota kelahiran Sang Juru Selamat. Dari kota yang kecil inilah, lahir pengharapan akan keselamatan yang sudah dinanti-nantikan manusia sekian lamanya. Melalui pelajaran hari ini, anak belajar memahami bahwa Tuhan mau memilih dia yang masih kecil untuk membawa pengharapan.

Penjelasan Bahan

  1. Rakyat Yehuda telah menjadi murtad dan tidak mengasihi TUHAN lagi. Para pemuka agama rakus akan suap, para nabi memberikan nubuatan palsu hanya untuk mendapatkan bayaran. Mereka akan mengutuki orang-orang yang tidak memberi uang cukup kepada mereka. Yehuda pun mengalami kemerosotan akhlak. Para penguasa melakukan ketidakadilan dan menindas rakyat kecil, mereka tidak memiliki perikemanusiaan. Cara hidup umat yang demikian kacau membuat Tuhan jijik terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, Tuhan memperingatkan melalui nabi Mikha akan adanya penghukuman atas Yehuda. Yerusalem sebagai pusat kota akan mengalami kehancuran dan kesenyapan. Tangan Tuhan akan memakai Nebukadnezar, raja Babel untuk menghukum mereka.
  2. Ayat 1 berbunyi, “Tetapi engkau, hal Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dan padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, ….” Kata “tetapi” yang mengawali kalimat ini menunjukkan kekontrasan dari kalimat-kalimat sebelumnya. Pada ayat-ayat sebelumnya, dikatakan bahwa Yerusalem sebagai ibu kota, pusat pemerintahan raja, akan mengalami kekalahan dari orang-orang Kasdim dan mengalami kehancuran. Tetapi, seorang raja baru akan muncul untuk memulihkan keadaan Israel.

Pada saat Tuhan memberikan hukuman kepada umat-Nya, bukan berarti Ia meninggalkannya. Tuhan tidak membiarkan Yehuda hancur untuk selamanya. Oleh karena itu, Tuhan pun memberikan janji pemulihan. Tuhan akan melepaskan umat-Nya dari penderitaan dengan memberikan seorang Raja (yang berbeda dengan raja-raja lainnya. Ia adalah Raja yang kekal — yang sudah ditetapkan sejak dahulu kala) yang akan memerintah dengan kekuatan Tuhan dan akan menghadirkan damai sejahtera (ayat 4).

  1. Raja baru yang dijanjikan Tuhan itu akan muncul dan sebuah kota yang hampir tidak layak diperhitungkan di antara kota-kota Yehuda. Sebuah kota dengan jumlah penduduk hanya 1000 keluarga, yaitu Betlehem. Betlehem Efrata terletak 9 km di sebelah selatan Yerusalem. Efrata adalah nama kuno dan Betlehem (Kejadian 35:19), tempat Rahel dikuburkan. Betlehem Efrata dikenal juga sebagai Betlehem Yehuda. Nama Betlehem disebut Betlehem Efrata atau Betlehem Yehuda bertujuan untuk membedakan dari nama kota yang sama. Kota ini juga merupakan tempat tinggal Naomi, mertua Rut, nenek moyang Raja Daud. Sementara itu, sang Mesias, yaitu Yesus Kristus, adalah keturunan dari Daud. Jadi, kota yang kecil dan sederhana ini telah dipilih Allah untuk menjadi tempat lahirnya Sang Pengharapan, Sang Mesias.
  2. Pada umumnya, sesuatu atau seseorang dipilih karena ada nilai lebihnya, misalnya lebih dalam hal kemampuan, kekayaan, kepandaian, hubungan sosial, dan lain-lain. Oleh sebab itu, banyak orang merasa diri tidak berarti (minder) bila tidak memiliki kelebihan-kelebihan itu. Tetapi, cara pandang Tuhan berbeda dengan cara pandang manusia. Tuhan justru memilih sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh manusia sebagai tempat munculnya Sang Pengharapan. Sementara kota yang besar, Yerusalem, justru dihancurkan karena keangkuhannya. Dengan demikian, kita yang merasa diri kecil dan tidak berharga pun (termasuk anak-anak yang sering kali juga merasakan hal ini), dapat dipakai oleh Tuhan untuk membawa pengharapan. Bukan kelebihan kita yang dipilih Tuhan, namun kesediaan kita untuk menjadi alat Tuhan.

Ayat Hafalan

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel.” (Mikha 5:1a-b)

Lagu Pendukung

  1. Yesus Menginginkan Daku (Kidung Jemaat 424).
    2. T’rang Kristen Kecil ‘Ku Punya (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 113).
    3. Hai Kota Mungil Betlehem (Kidung Ceria 47).

Pelajaran untuk Anak Kelas 4 — 6 SD

Pembukaan

  1. Tanyakan dan diskusikan dengan anak-anak mengenal istilah urbanisasi:
    a. Apa itu urbanisasi? (jawab: Perpindahan penduduk dari desa ke kota.)
    b. Mengapa orang-orang melakukan urbanisasi? (jawab: Untuk mencari kehidupan yang lebih layak/lebih baik, karena adanya pandangan bahwa orang bisa mendapatkan lebih banyak kemudahan dan kemajuan di kota besar daripada di desa.)
  2. Tanyakan kepada anak-anak: Kalau kamu sendiri, lebih suka tinggal di desa/kota kecil, atau di kota besar? Mengapa?
  3. Seandainya kamu tinggal di desa/kota kecil, bagaimana perasaanmu? Maukah kamu tetap berprestasi?
  4. Katakan kepada anak-anak bahwa ada juga kota kecil/desa yang bisa menghasilkan sesuatu yang besar!

Pokok Pelajaran

  1. Ajak anak-anak membaca Mikha 5:1-4a. Ulangi pembacaan ayat 1.
  2. Jelaskan bahwa perikop ini merupakan nubuatan nabi Mikha mengenai kelahiran Yesus Kristus!
    a. Yesus yang akan lahir tersebut akan menjadi pemimpin besar; pemimpin umat Israel dan seluruh umat manusia.
    b. Ia akan membawa keselamatan bagi manusia. Dialah yang disebut Mesias, artinya yang diurapi, sebab Ia dipilih secara khusus untuk melakukan tugas besar ini.
    c. Kelahiran Yesus ini sudah ditentukan sejak dahulu (ayat 1c: “… yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dulu kala.”). Ajak anak melihat betapa luar biasanya rencana Allah untuk menyelamatkan manusia; direncanakan dengan sangat sempurna.
  3. Jelaskan bahwa Yesus akan lahir di sebuah kota yang bernama Betlehem. Tekankan bahwa Betlehem adalah kota yang kecil, penduduknya hanya berjumlah 1000 keluarga. Kota ini sama sekali tidak terkenal. Bandingkan dengan Yerusalem yang merupakan kota besar, pusat pemerintahan dan pusat keagamaan (Bait Allah dan Mahkamah Agama terdapat di sana). Tidak banyak orang yang mau tinggal di Betlehem karena dianggap tidak dapat mendatangkan banyak kebaikan; dengan kata lain, kota ini adalah kota yang tidak berpengharapan.
  4. Jelaskan bahwa pada umumnya sesuatu atau seseorang dipilih karena ada nilai lebihnya (misalnya: kemampuan, kekayaan, kepandaian, orang tua, dsb.). Tetapi, ukuran manusia berbeda dengan ukuran Tuhan. Dia justru berkenan memakai Betlehem, kota yang kecil dan tidak berpengharapan itu untuk mendatangkan pengharapan yang besar bagi umat manusia. Betlehem dipilih sebagai tempat kelahiran Mesias bukan karena ia punya keistimewaan, tetapi untuk menunjukkan betapa besar kasih Tuhan kepada umat-Nya dan bahwa Tuhan berkenan memperhatikan umat-Nya yang kecil.
  5. Beri implikasi kepada anak-anak bahwa jika Tuhan mau memakai Betlehem, kota yang kecil itu, untuk mendatangkan pengharapan yang besar, Tuhan pun berkenan memakai anak-anak yang masih kecil ini untuk membawa pengharapan bagi sesamanya. Oleh karena itu, anak-anak tidak perlu merasa minder/rendah diri dan tidak berharga. Berikan beberapa contoh tentang apa yang bisa dilakukan anak-anak untuk membawa pengharapan bagi sesamanya (sesuaikan dengan kondisi anak-anak di kelas Anda).
  6. Tekankan bahwa seperti halnya Tuhan mengasihi umat-Nya, maka kini anak-anak pun diajak untuk memancarkan kasih dengan bersedia membawa pengharapan bagi sesamanya.

Penerapan

  1. Membuat hiasan dinding LILIN PENGHARAPAN. Cara membuat:
    a. Buat pola batang lilin, nyala api, alas Win di kain flanel (alternatif warna: Iilin warna merah, nyala api warna emas, alas lilin warna hijau tua).
    b. Tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas asturo warna cerah (misal: kuning, hijau muda, dll.) berbentuk bulat, diameter + 15-20 cm (sesuaikan dengan ukuran lilin).
    c. Tuliskan bunyi ayat hafalan dari Mikha 5:1 a-b di bawah gambar lilin, lalu hias sesuai selera anak-anak.
    d. Bagian atas lingkaran bisa diberi tali untuk gantungan, atau anak-anak bisa memberinya pigura di rumah.
  2. Ajak anak menyanyi KJ. 424, “Yesus Menginginkan Daku”.
  3. Beri penekanan bahwa lilin kecil itu akan mengingatkan anak-anak untuk terus menyinarkan pengharapan di mana pun ia berada meskipun dirinya masih kecil, dan mungkin punya banyak kekurangan.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Sahabat Anak — Bahan Pelajaran Sekolah Minggu, Edisi Juli — Desember 2010
Penulis: Pdt. Rinta K. Gunawan
Penerbit: Komisi Bahan Pelajaran Sekolah Minggu
Badan Pekerja Majelis Sinode Wilayah
Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah
Halaman: 108 — 110

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here