KARUNIA-KARUNIA ROH
Menurut Perjanjian Baru ada enam belas karunia rohani yang diberikan kepada sidang jemaat. Tetapi terlalu sering jemaat tidak memakai semua karunia itu, hanya dua atau tiga karunia saja yang dipergunakan. Pada umumnya tidak ada jemaat yang mempraktekkan semua karunia itu. Pada hal Allah telah memberikan kepada jemaat karunia-karunia rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar, karunia iman, karunia melayani, karunia menasihati, karunia memberi pimpinan dan lain-lain.
Oleh karena itu, kadang-kadang sebuah jemaat itu indah tetapi tidak seindah mungkin. Kadang-kadang jemaat itu baik tetapi tidak sebaik mungkin. Jemaat itu kuat tetapi tidak sekuat mungkin. Jemaat itu berpengaruh tetapi tidak berpengaruh sebagaimana mestinya. Jemaat macam ini belum tahu mempergunakan dan memanfaatkan karunia-karunia rohani yang sudah ada padanya.
Hari ini saya akan mengutarakan pokok-pokok mengenai karunia jemaat ini. Semuanya ada enam belas. Sebuah jemaat tidak utuh sebelum ke-16 karunia ini dipraktekkan di dalam jemaat itu. Saya yakin bahwa setiap karunia ini pasti ada di dalam sidang jemaat Tuhan. Saya harap kita akhirnya akan rindu untuk melihat supaya setiap karunia dipergunakan. Supaya jemaat menjadi lebih sempurna dan bahagia.
Saya merasa jemaat akan maju, bila jemaat memegang 3 (tiga) prinsip dasar mengenai karunia-karunia roh. Kita akan menyelidiki tiga prinsip ini, sampai kita sungguh mengerti dan memegangnya supaya jemaat kita menjadi jemaat Perjanjian Baru! Sedangkan kalau jemaat Perjanjian Baru, harus memakai karunia-karunia Perjanjian Baru di dalam jemaat itu. Nah, marilah kita melihat tiga prinsip tersebut.
Prinsip pertama: Setiap orang Kristen memiliki karunia Roh.
Allah memberi satu karunia atau lebih kepada setiap orang Kristen. Karunia Roh ini tidak sama dengan bakat. Orang dunia memang punya bakat. Tetapi orang Kristen punya karunia Roh. Juga hal ini bukan ketrampilan. Jadi, karunia roh bukanlah kecakapan insani yang kita warisi dari orang tua, atau ketrampilan yang dipelajari di sekolah. Karunia Roh lebih dalam dari itu.
Paulus mengajar dengan terang di dalam I Korintus 12:8, “Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan…” dan seterusnya dalam ayat 9 sampai dengan 11. Terutama ayat 11 berbunyi, “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”
Berarti, Roh itu mempunyai satu pekerjaan istimewa terhadap jemaat. PekerjaanNya yaitu memberikan karunia-karunia. Walaupun karunia Roh bukanlah suatu bakat alamiah dari seseorang tetapi kita bisa menambah di sini bahwa kadang-kadang suatu bakat alamiah merupakan petunjuk bahwa orang itu mempunyai karunia yang sesuai dengan bakatnya. Namun meskipun bakat dapat menolong kita menentukan karunia, tetapi bukan menjadi bukti karunia dan tidak sama dengan karunia itu sendiri.
Perlu kita ingat bahwa karunia-karunia diberikan oleh Roh Allah sendiri. Bukan diberikan oleh pendeta, penginjil atau pengkhotbah. Tetapi oleh Roh Allah sendiri menurut kehendak Dia. Sehingga kita tidak dapat menentukan karunia yang mana yang kita ingini. Itu adalah menurut kehendak Roh sendiri. Jikalau saya memberikan sesuatu hadiah kepada saudara, maka saudara tidak dapat menentukan hadiah apa yang harus diberikan kepada saudara. Itu tergantung kepada si pemberi, bukan? Dan si penerima hadiah tidak boleh mengeluh. Demikian juga bila Allah sudah memberikan hadiah (karunia) kepada kita, kita harus menerimanya dengan rasa syukur dan tak boleh mengeluh.
Jadi inilah prinsip dasar yang pertama, yaitu setiap orang Kristen memiliki karunia Roh. Ini sesuai dengan I Korintus 12:7, “Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
Mungkin ada pemuda-pemudi Kristen yang merasa tidak mempunyai karunia. Itu salah. Mungkin ada bapak dan ibu yang selama ikut sidang jemaat ia tidak pernah berbicara, tidak pernah bersaksi, tidak pernah berbuat apa-apa. Ia datang ke gereja hanya untuk duduk dan mendengarkan khotbah saja. Ini salah.
Sering kita merasa bahwa dalam jemaat hanya orang-orang yang memegang pimpinan saja yang mempunyai sesuatu karunia. Kita pikir orang itu punya karunia untuk memimpin. Orang yang lain itu mempunyai karunia untuk melayani. Dan sebagainya. Tetapi saya sendiri? Tidak punya apa-apa. Demikian pikiran kita.
Alkitab mengajar bahwa setiap orang dari kita mempunyai karunia, biasanya lebih dari satu!.
Tetapi, karunia-karunia Roh bukan bukti kedewasaan rohani. Ada orang berkata, “Dia itu punya banyak karunia sebab dia lebih dewasa secara rohani….” Atau, “Pengkhotbah itu mempunyai lebih banyak karunia karena berpendidikan sekolah Alkitab.” Jangan salah paham. Karunia-karunia Roh tidak berdasarkan dan tidak berasal dari pendidikan atau kedewasaan. Karunia-karunia Roh diberikan begitu saja oleh Allah kepada kita. Tetapi melalui pendidikan, memang kita bisa menemukan karunia kita. Dan melalui kedewasaan biasanya kita lebih berani memakainya.
Kapan Allah memberikan karunia Roh itu, kalau demikian? Pada saat seseorang dilahirkan baru! Bila seorang bayi dilahirkan secara jasmani, maka bayi itu sudah memiliki sesuatu bakat alamiah warisan dari orang tuanya. Demikian pula bila seseorang bayi rohani dilahirkan oleh Roh Kudus, maka bayi rohani itu sudah diberi karunia Roh.
Prinsip kedua: Allah bermaksud memakai karunia-karunia kita.
Mengapa kita menerima karunia Roh? Biasanya di dunia ini bila kita menerima hadiah, hadiah itu adalah untuk kita sendiri. Tetapi bila Allah memberi sesuatu, Dia bermaksudkan untuk menjadi berkat bagi orang lain. Lihat ayat dari I Korintus 12:7, “Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” Jadi, karunia-karunia itu diberikan bukan untuk kepentingan kita melulu, melainkan untuk kepentingan bersama!
Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa” karunia Roh diberikan untuk mendatangkan guna.” Ayat-ayat lain mengatakan bahwa karunia Roh diberikan untuk mendatangkan faedah, dan untuk menolong seluruh jemaat. Bagus, bukan? Dan ada ayat lain yang lebih terang mengatakan begini, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan” (Efesus 4:11-12).
Jadi, karunia Roh diberikan untuk apa? Untuk memperlengkapi kita. Memperlengkapi untuk pembangunan tubuh Kristus. Sehingga apabila saudara diberi karunia oleh Allah, maka karunia itu diberikan supaya dapat menolong orang lain. Satu karunia untuk melayani orang lain. Maka kita bisa berkata, karunia Roh ini diberikan untuk kebaikan bersama, dan untuk keuntungan seluruh sidang. Kita harus ingat ini.
Tadi saya bilang dalam jemaat Perjanjian Baru ada enam belas karunia Roh. Ke-16 karunia ini dapat dibagi menjadi empat kelompok. Saya tidak mengatakan harus empat kelompok begini. Tetapi supaya kita lebih mengerti maksud dari karunia-karunia Roh ini.
Kelompok pertama, karunia-karunia Roh mengenai kebaktian. Di sini ada empat karunia. Yang pertama ialah karunia membedakan roh. Karunia membedakan roh ialah karunia yang menolong kita membedakan antara roh manusia, roh jahat dan roh Allah. Kadang-kadang di dalam kebaktian gereja akan ada orang berbicara. Itu bisa roh manusia yang berbicara, atau roh setan, atau roh Allah. Sebab kadang-kadang setan mau masuk, dan ia berbicara melalui orang yang ada di dalam sidang jemaat. Dan orang itu tidak sadar. Nah, di sini kalau ada orang yang mempunyai karunia membedakan roh, ia bisa tahu, oh ini bukan dari roh Allah.
Karunia kedua dalam kelompok pertama ini adalah karunia nubuat. Inilah karunia untuk berkhotbah. Tetapi mendapat wahyu langsung dari Allah.
Karunia ketiga adalah karunia nasihat. Banyak orang di dalam jemaat mempunyai karunia ini. Bila ada orang sedang di dalam kesukaran, kita dapat memberi nasihat kepadanya.
Karunia keempat adalah karunia lidah. Ini boleh disatukan dengan karunia mengartikan bahasa lidah. Ada juga beberapa orang yang mempunyai karunia lidah dalam sidang jemaat. Karunia lidah bertujuan untuk membangun jemaat. Perlu diketahui bahwa ada karunia lidah yang palsu, dan yang asli. Nah, orang yang mempunyai karunia membedakan roh menolong supaya karunia lidah yang diucapkan dalam jemaat selalu benar.
Kelompok kedua adalah karunia-karunia Roh untuk mendidik. Di sini kita melihat karunia marifat. Karunia mengajar. Jikalau orang ini mengajar, maka kebenaran Alkitab dapat diterangkannya dengan jelas dan menjadi berkat. Karunia hikmat. Ini karunia untuk memberikan jalan keluar atas sesuatu masalah. Lalu karunia memimpin. Orang yang punya karunia ini tahu bagaimana memimpin.
Kelompok ketiga yaitu karunia-karunia Roh untuk melayani. Di sini adalah karunia menyembuhkan. Bila ada orang sakit didoakan oleh orang ini, dia bisa sembuh. Ada pula karunia memberi. Berarti orang ini senang memberikan hartanya untuk Tuhan. Selanjutnya karunia pertolongan. Orang ini selalu sedia menolong. Lalu karunia belas kasihan. Orang yang punya karunia ini bila melihat orang susah, langsung ditolongnya.
Kelompok keempat yaitu karunia-karunia untuk bersaksi. Antara karunia ini adalah karunia pemberita Injil. Orang ini suka mencari orang baru dan menyampaikan Injil kepadanya. Suka cari jiwa. Lalu karunia rasul atau misionari. Yaitu orang yang suka membuka kebaktian dan mendirikan jemaat di daerah-daerah baru. Kemudian ada karunia mujizat dan karunia iman. Orang yang punya karunia iman adalah orang yang dapat menghadapi tantangan sampai menang.
Inilah suatu uraian singkat mengenai karunia-karunia Roh. Sebetulnya harus diselidiki sampai lebih dalam lagi. Tetapi yang penting ialah mencari tahu, apakah karunia kita masing-masing?
Prinsip ketiga: Kita harus mengerahkan karunia-karunia Roh di dalam jemaat.
Mengerahkan! Apakah artinya ini? Alkitab memberikan banyak petunjuk. I Korintus 14:1 berbunyi, “Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh………” Bagaimana, kapankah saudara betul-betul berusaha mencari karunia-karunia Roh? Pernahkah saudara berdoa untuk karunia-karunia Roh? Mungkin itu sudah lama sekali saudara berpikir mengenai karunia Roh. Tetapi Alkitab juga berkata bahwa karunia Roh sudah saudara miliki. Puji Tuhan!
Jadi bagaimana? Haruskah kita mencari karunia-karunia Roh? Kalau saudara mau menjadi lebih kaya, mau lebih dipakai oleh Tuhan, mau pelayanan saudara lebih diberkati, usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia yang utama.
I Timotius 4:14 bunyinya, “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu…” Ayat ini menjelaskan bagaimana mengerahkan karunia di dalam jemaat. Bila tidak dipakai, akhirnya kehilangan. Timotius ditegur oleh rasul Paulus: “Pergunakanlah karunia Roh itu!”
Jadi kalau saudara mempunyai karunia mengajar, datanglah kepada ketua-ketua sidang jemaat dan mintalah kesempatan buat mengajar. Kalau punya karunia lain, cari tempat buat memakainya. Kalau tidak, maka apa yang diberikan Tuhan kepada saudara akhirnya diboroskan tidak dipakai. Sayang sekali, bukan? Kita tidak suka terhadap pemboros-pemboros. Tetapi kita sendiri sering menjadi pemboros-pemboros rohani. Yaitu pemboros-pemboros karunia roh yang diberikan kepada kita. Kita tidak mau memakainya, untuk kepentingan bersama. Dalam II Timotius 1:6 rasul Paulus berkata, “Kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu….”
Jadi, carilah karunia kita. Karunia apa itu yang ada pada kita? Lalu berusaha mengembangkan karunia saudara itu. Yaitu dengan jalan mempelajarinya, dan memakainya. Supaya karunia yang ada pada kita menjadi lebih baik, dan berguna bagi sidang jemaat. Makin dipakai, maka menjadi makin sempurna.
Ibrani 10:24 berbunyi, “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Ayat ini indah sekali. Dipakai dalam hubungan dengan kepentingan bersama. Namun, di sini ada segi penting dari karunia-karunia Roh. Saling mendorong dalam pekerjaan yang baik.
Saya merasa ayat ini menasihati kita untuk saling menghidupkan karunia Roh yang ada. Kita harus belajar bahwa jemaat itu bukanlah seperti sebuah sekolah di mana kita hanya duduk dan pulang. Duduk dan pulang lagi. Tetapi di dalam sidang jemaat kita masuk sebagai pribadi-pribadi berkarunia, dan sekaligus sebagai tubuh Kristus yang harus saling melayani. Kita merupakan satu kesatuan di sini. Sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita harus saling membangun satu sama lain. Kita harus saling mendorong. Supaya karunia-karunia Roh makin nyata.
Terakhir, kita tidak boleh lupa memuji Allah karena karunia-karunia Roh yang diberikanNya kepada kita semua.
Amin
Dikutip dari : https://www.homiletika.info/khotbah-masa-kini-i/karunia-karunia-roh/