Tuhan telah memberikan kepada setiap anak talenta yang berbeda dan unik. Tugas pelayan anak dan orang tua adalah menolong anak menemukan talenta mereka, dan mengembangkan potensi tersebut. Tujuannya bukan untuk kemegahan diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Saat anak sudah mengetahui dan menyadari bahwa talenta yang mereka miliki harus dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan, saat itu kita tahu bahwa anak layan memiliki pertumbuhan rohani yang sehat. Bagaimana caranya agar setiap anak bisa menggunakan talenta mereka untuk kemuliaan Tuhan? Temukan jawabannya dalam kolom Bahan Mengajar minggu ini. Jangan lewatkan pula, pendapat-pendapat dari rekan-rekan pelayan anak mengenai kehidupan rohani anak yang sehat, karena dari situ kita dapat belajar dari pengalaman rekan-rekan yang lain pula.
Bahan Alkitab: Kejadian 41:1-57
Fokus
Kesulitan hidup kadang membuat kita kehilangan rasa percaya diri. Kita merasa menjadi orang yang bodoh, payah, dan yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan persoalan kita; apalagi persoalan orang lain. Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang, hanya saja manusia kadang tidak bisa melihat potensi dalam dirinya sendiri. Yusuf, yang mengalami kesulitan sejak dijual oleh kakak-kakaknya kepada pedagang Midian, ternyata tidak hanya berdiam diri meratapi nasibnya yang malang, namun ia justru bersedia menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Dengan pertolongan Tuhan, ia mampu menyelamatkan bangsa Mesir dari bahaya kelaparan melalui penafsiran mimpi Firaun. Berikut adalah salah satu cara mengajar anak mengenal dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Penjelasan Bahan :
- Setelah 2 tahun peristiwa juru minuman mendapatkan kembali jabatannya dan juru roti dihukum gantung, Firaun mendapat mimpi yang aneh dua kali berturut-turut. Pada waktu itu, mimpi dipercayai sebagai sarana Allah atau para dewa untuk menyampaikan sesuatu kepada manusia. Oleh karena itu, banyak orang yang mencoba berprofesi sebagai ahli tafsir mimpi. Tetapi rupanya mimpi Firaun ini sangat sulit diartikan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengartikannya. Hal ini membuat Firaun sangat gelisah (41:8). Melihat kegelisahan Firaun tersebut, sang juru minuman baru teringat akan Yusuf (41:9-13). Ia ingat bahwa saat orang-orang lain tidak dapat menafsirkan mimpinya dan mimpi juru roti, Yusuf bisa. Maka ia menyampaikan hal itu kepada Firaun, dan mengakui kealpaannya itu sebagai kesalahannya. Oleh karena itu, Firaun menyuruh memanggil Yusuf.
- Ketika Firaun bertemu dengan Yusuf, Firaun menanyakan kepada Yusuf tentang kehebatannya dalam menafsir mimpi. Tetapi Yusuf mengakui bahwa itu semua bukan karena kehebatannya, melainkan karena Allah (41:15-16). Kita melihat bahwa Yusuf tetap menjadi orang yang rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Ia tidak mau mencuri kemuliaan Allah untuk kepentingannya sendiri. Setelah Firaun menceritakan mimpinya, maka Yusuf pun — dengan pertolongan Tuhan — sanggup menafsirkan mimpi tersebut. Bahkan kemudian Yusuf memberikan nasihat apa yang harus dilakukan Firaun untuk menyikapi isi mimpi tersebut (41:33-36). Oleh karena Firaun melihat bahwa Yusuf adalah orang yang sangat berhikmat dan dipenuhi Roh Allah (41:38-39), maka ia pun mengangkat Yusuf menjadi orang kedua setelah dirinya — sebagai penguasa atas Mesir (41:40-44). Yusuf berhak mengatur seluruh tanah Mesir dan orang-orang Mesir harus tunduk kepadanya. Firaun memberinya gelar “Zafnat-Paaneah” kepada Yusuf. Sungguh suatu hal yang luar biasa, seorang asing (bahkan mantan narapidana) dapat menjadi penguasa di sebuah negara! Jika bukan karena penyertaan Tuhan, hal ini tidak mungkin terjadi.
- Yusuf, seorang menjalani masa mudanya dengan penuh ketidakadilan dan penderitaan, namun ia tidak menyerah dengan keadaan. Pengalaman-pengalaman hidup yang dilaluinya, tidak menjadikannya lemah dan berhati pahit. Ia justru bersedia menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tidak semua orang bisa bersikap seperti itu. Biasanya kesengsaraan hidup membuat orang menjadi pesimis, minder, dan tidak mau lagi berbuat apa-apa untuk kebaikan orang lain, sebab ia merasa tidak ada orang yang bersikap baik terhadapnya. Tapi, Yusuf bisa membuktikan bahwa Allah itu tidak tidur. Allah punya rencana yang indah dalam kehidupan Yusuf, oleh karena itu Yusuf bersedia dipakai Allah menggunakan talenta-talentanya untuk menjadi berkat bagi sesamanya. Dalam kisah ini, Yusuf bersedia menafsirkan mimpi Firaun, lalu memberikan nasihat apa saja yang harus dilakukan Firaun untuk menghadapi bahaya kelaparan tujuh tahun mendatang (meskipun saat itu ia belum diberi hadiah apa pun, tapi ia tulus ingin menolong bangsa Mesir). Setelah Yusuf mendapat jabatan khusus, ia pun menjalankan kuasanya dengan baik. Ia mengumpulkan bahan makanan sebanyak-banyaknya, sehingga waktu masa kelaparan itu datang, Mesir sudah siap untuk menolong rakyatnya, bahkan menolong orang dari seluruh bumi.
Ayat Hafalan
“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (1 Petrus 4:10)
Oleh : Pdt. Rinta K. Gunawan
Dikutip dari : http://pelansemi.blogspot.com/2012/09/talentaku-menjadi-berkat-bagi-sesama.html