Sejak aku masih kecil, aku adalah penggemar berat karakter Batman. Mungkin tidak banyak anak perempuan yang mengagumi karakter ini, tapi kemampuan Batman untuk mengalahkan para penjahat selalu membuatku kagum. Padahal, dia sendiri tidak memiliki kekuatan supranatural.
Mungkin, alasan lain dari mengapa aku begitu mengagumi Batman adalah karena pengalaman masa laluku. Waktu aku masih duduk di bangku SD, teman-temanku sering mengolok-olokku. Setiap kali mereka mulai mengolokku, aku selalu berpikir andai saja aku memiliki sifat tegas, otak yang pintar, dan tubuh yang kuat sama seperti Batman. Bahkan, aku pernah meminta ibuku untuk mendaftarkanku di kelas pelatihan bela diri, tapi ibuku tidak setuju.
Alasan itulah yang membuatku begitu mengagumi segala tontonan tentang superhero. Semakin sering aku menontonnya, semakin aku berharap supaya bisa menjadi seperti mereka. Atau, paling tidak suatu hari nanti aku akan menemukan seorang superhero yang bisa melindungiku dari orang-orang yang menggangguku. Begitu terobsesinya aku pada superhero inilah yang membuat hubunganku dengan teman-teman sekelasku menjadi renggang karena mereka menganggapku aneh.
Keadaanku jadi semakin buruk karena teman-temanku tidak berhenti mengolok-olokku. Aku merasa bahwa tidak ada orang yang mau mengasihi atau menerimaku apa adanya. Tidak akan pernah ada orang yang mau mengerti perasaanku dan sudi menerima orang aneh sepertiku. Rasa penolakan ini membuatku tenggelam dalam fantasiku sendiri akan superhero yang kupikir bisa membuatku bahagia.
Tapi, cara pikirku berubah ketika aku mengenal Yesus. Aku masih ingat dengan jelas peristiwa ketika aku dan ibuku diundang untuk menghadiri ibadah Minggu di sebuah gereja dekat rumah kami. Di sanalah aku menyadari bahwa ada seorang superhero yang benar-benar nyata, tidak seperti Batman dan superhero lainnya yang hanyalah karakter fiksi. Superhero ini adalah Yesus Kristus, yang datang ke dunia sebagai manusia dan tinggal di tengah-tengah kita untuk memulihkan hubungan kita dengan Bapa. Berbeda dari superhero yang aku kenal di layar televisi, Yesus benar-benar mengasihiku, mengenalku seutuhnya, dan mengorbankan segalanya, termasuk nyawa-Nya demi menebusku (Yohanes 3:16).
Yesus adalah superhero yang selalu ada di sisiku dan membimbing setiap langkahku. Berbeda dari karakter-karakter fiksi dari komik DC, Yesus itu hidup dan begitu dekat denganku. Dia melindungiku dan mengasihiku tanpa syarat. Dia menerimaku di tengah keterpurukanku, Dia mengasihiku lebih dari siapapun juga, dan Dia mengubah diriku sepenuhnya.
Ketika aku menyadari semua kebenaran ini, rasa sedih dari olok-olokan yang kuterima dari teman-temanku perlahan menghilang. Seperti yang tertulis dalam kitab Mazmur 147:3, “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka,” demikianlah Yesus memulihkan segala luka-luka hatiku.
Ketika menghadapi masalah, beberapa dari kita mungkin berusaha mencari sosok superhero yang bisa menolong kita. Mungkin, kita akan mencari sosok itu dari orang-orang di sekitar kita, seperti teman-teman atau anggota keluarga kita. Tetapi, kita memiliki Tuhan yang sejati dan hidup, superhero kita sesungguhnya yang jauh lebih dahsyat dari segala karakter fiksi ataupun orang-orang yang kita kenal.
Oleh Desiree U. Angeles, Filipina