Aman Dalam Tangan Tuhan

0
3304

Pengkhotbah 9:1, 11, 12

1 Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya.

11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.

12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.

Banyak hal yang dapat kita ambil dari ayat-ayat ini sebagai prinsip-prinsip hidup. Tapi ada empat faktor yang kita harus hadapi selama kita hidup di bawah Matahari:

  1. Orang benar hidup di dalam tangan Allah

Itulah kestabilan hidup kita. Apa pun yang terjadi kita berada di dalam tangan Allah yang berkuasa. Itu sebabnya kita tahu bahwa Allah selalu melindungi kita. Dan Allah tidak pernah melepaskan apa yang sudah ada di dalam tangan-Nya.

  1. Waktu.

Waktu memang merupakan faktor dalam setiap hidup manusia, selama masih darah dan daging waktu harus kita hadapi.

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” (Kejadian 8:22)

Ada musim kering dan ada musim hujan. Jika di Eropa ada empat musim: musim semi, musim kemarau, musim gugur dan musim dingin. Jika kita terlalu memperhatikan salah satu musim, kita bisa putus asa. Jika musim dingin, pohon-pohon kelihatan mati. Tapi ketika pergantian musim, semua mulai kembali bertunas. Sebab itu jangan pernah mengutuki musim yang sedang saudara alami. Terkadang musim itu susah, kering dan mati, tapi berita baiknya selalu ada hari yang baru. Jadi walaupun kita harus memperhatikan faktor waktu, Tuhan mengizinkan saat-saat yang berbeda-beda dalam hidup kita, tapi rencana Tuhan tidak akan pernah gagal dalam hidup kita. Agenda kehidupan kita ada di dalam tangan Allah, apa pun yang terjadi. Daniel 2:21 Dia mengubah saat dan waktu, …. Jadi Allah yang mengatur segala saat dan segala waktu. Jangan lari dari apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Mungkin sukacita, mungkin air mata, tapi ada maksud Tuhan dalam setiap masa dalam kehidupan kita.

  1. Nasib

Firman Allah mengajarkan bahwa tidak ada yang kebetulan terjadi begitu saja. Tapi kalau Tuhan berbicara tentang nasib, maka Tuhan sedang berbicara mengenai hal-hal yang tidak kita perkirakan. Hal-hal yang tidak kita harapkan, ada yang sakit, ada yang baik. Yusuf ketika di rumah bapanya, ia tidak pernah bermimpi melewati satu proses yang tidak menyenangkan. Ia hanya bermimpi tentang hasil dari sebuah proses. Tapi untuk sampai ke sana, kita harus lewati beberapa proses.

  1. Perangkap

Memang dunia ini penuh dengan perangkap-perangkap. Tapi firman Tuhan katakan bahwa dia akan pelihara kita sampai kaki kita tidak terantuk batu.

Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. (Mazmur 91:3)

Memang banyak hal bisa menjatuhkan kita, tapi kalau kita hidup di tangan Tuhan, kita tidak akan jatuh. Sebab Dia dapat membuat kita berdiri dan berjalan dengan kuat. Kita tidak fokus pada perangkap-perangkap, tapi kita fokus pada kehendak Tuhan. Kita ada di dalam tangan Tuhan dan kita tidak akan kompromi dengan dosa.

Lima kualitas hidup yang diidamkan setiap orang tua terhadap anaknya dalam Pengkhotbah 9:11 adalah orang yang cepat, orang yang kuat, orang yang berhikmat, orang yang cerdas dan orang yang cerdik cendekia. Ini adalah kualitas hidup yang penting dalam hidup manusia. Tapi jika Tuhan mencari orang yang mau melayaniNya dan yang mau hidup untuk kemuliaanNya, semua ini tidak menjadi kualifikasi yang dituntut oleh Tuhan. Sebab Tuhan tahu bahwa kecepatan manusia terbatas, kekuatan manusian terbatas, kecerdikan manusia terbatas. Tetapi ketika kita berada di dalam tangan Tuhan, maka Dia akan mencukupi segala sesuatu yang kita perlukan.

Ada lima aspek kehidupan yang disebutkan oleh raja Salomo di sini:

Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas,  dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. (Pengkhotbah 9:11)

Pertama: Hidup ini adalah perlombaan

Firman Allah berkata bahwa kehidupan kekristenan merupakan perlombaan. Paulus mengatakan hal ini beberapa kali di dalam surat-suratnya, bahwa dia sedang berada di dalam perlombaan, bahwa dia ingin mengakhiri perlombaan itu dengan baik. Di akhir hidupnya, dia juga berkata bahwa dia telah mencapai garis akhir.  Rasul Paulus adalah seorang pemenang karena dia tahu bahwa dia berada di bawah tangan Allah. Jadi kita semua ada di dalam perlombaan. Dan Tuhan katakan bahwa manusia memang bisa cepat, tetapi kecepatan manusia tidak dapat menjadi jaminan. Yang penting adalah kita harus “bertekun”, sebab ketekunan itulah yang penting. Paulus berkata, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor.9:27). Paulus juga berkata bahwa “Mari kita berlari supaya kita mendapat mahkota yang dijanjikan.” (Bd. Filipi 3:13-14). Tapi ingat bahwa kita harus berlari ke arah yang baik, bukan ke arah yang salah, karena ada satu nabi dalam Alkitab yang juga dapat mahkota, tapi itu mahkota rumput laut. Dia adalah Yunus, seorang yang berlari ke arah yang salah.

Jadi kecepatan tidak akan menentukan, yang penting kita maju langkah demi langkah, bertekun, berdisiplin, mengharapkan pertolongan Tuhan untuk mengakhiri perlombaan.

Kedua: Keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat

Jika kita ada di dalam tangan Tuhan, maka kemenangan pasti kita peroleh. Sebab kemenangan ada di dalam tangan Tuhan. Sebagaimana Tuhan menyediakan segala sesuatu untuk kita mengakhiri perlombaan, begitu pula di dalam tangan Tuhan ada kuasa kemenangan. Tapi untuk menang kita tidak perlu memiliki kualifikasi sebagai orang  yang kuat, melainkan kita hanya perlu mengandalkan Tuhan.

Contoh: Simson adalah seorang yang kuat secara fisik, tapi akhirnya dia jatuh dan kalah di tangan seorang wanita. Tapi pada waktu dia buta dan tak berdaya, dia kembali mengandalkan Tuhan. Dia berdoa, dia mengharapkan kuasa Tuhan dan Tuhan membuat dia mengalami satu kemenangan terbesar sepanjang hidupnya. (Hak.16:23-31).

Ketiga: Roti bukan untuk yang berhikmat

“… juga roti bukan untuk yang berhikmat,” Tuhan pasti mau memberi roti, tapi belum tentu kita berhikmat. Kadang-kadang kita masih bodoh dalam pembicaraan kita, dalam penafsiran kita dan dalam tingkah laku kita. Hal ini karena kita belum sempurna dalam mendengar suara Tuhan. Sekalipun kita masih bodoh dalam banyak hal, tapi Tuhan tetap akan memberikan kita roti. Yesus mengajarkan kita boleh berdoa setiap hari, “Bapa kami yang di sorga berikanlah kami pada hari ini makanan (roti) kami yang secukupnya, ….” Tuhan mau menyediakan apa yang kita perlukan, sebab Tuhan tahu keperluan kita.

Firman Allah katakan, ada waktu dimana akan datang kelaparan yang besar, tapi bukan kelaparan akan roti tapi kelaparan akan firman Allah. Allah memberikan kita roti yang kita perlukan, tapi Dia tidak katakan harus dengan kualifikasi tertentu. Siapa saja yang ada dalam tangan Tuhan sebagai orang benar, pasti mendapat roti yang secukupnya. Yesus berkata, “Akulah roti yang turun dari Sorga.” Tuhan Yesus datang bukan saja untuk orang yang berhikmat, tapi juga bagi orang bodoh yang mau menjadi pintar di dalam Tuhan.

Roti juga bicara tentang pelayanan kita. Waktu Tuhan membagi-bagi roti, Dia berkata kepada murid-muridnya, “Biarlah engkau memberi mereka makan.” Artinya waktu kita menerima roti dari Tuhan, itu bukan untuk diri kita saja, tapi juga untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Waktu Tuhan panggil Petrus, Tuhan panggil Thomas dan lain-lain, mereka semua tidak sempurna. Tidak ada hamba Tuhan yang sempurna, tapi jika kita ada dalam tangan Allah, Dia yang akan memegang kita. Walaupun karakter kita masih dibentuk, walaupun kita belum sampai kepada apa yang kita rindukan, tapi Tuhan akan memberi roti kepada kita untuk dibagikan kepada orang lain.

Keempat: Kekayaan bukan untuk yang cerdas

Ada beberapa orang yang memiliki karunia untuk memperbanyak uang. Memang ada orang yang cerdas, tapi Tuhan berkata, “Di dalam tanganKu ada kekayaan.” Di dalam tangan Tuhan ada kekayaan rohani, ada kekayaan finansial, ada kekayaan untuk kehidupan keluarga, ada kekayaan berupa kebahagiaan, ada kekayaan berupa keturunan. Tuhan sediakan dan tidak ada syarat untuk mengalami kekayaan itu, kecuali menempatkan diri dengan penuh keyakinan di dalam tangan Tuhan sebagai orang benar.”

Kelima: Karunia bukan untuk yang cerdik cendekia

Perkenanan Allah yaitu karunia bukan untuk yang cerdik cedekia. Yang memajukan kita dalam hidup ini bukan kualifikasi kita, tapi perkenanan Allah atas kehidupan kita. Jadi sementara kita ada dalam tangan Allah. Allah akan mencukupi apa yang kita perlukan. Jadi kita akan selalu aman di dalam tangan Yesus. Amin.

dikutip dari : https://rockambon.com/2016/10/aman-dalam-tangan-tuhan.html

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here